1. Wacana adalah : Komunikasi verbal, ucapan, percakapan.
Sebuah perlakuan formal dari subjek dalam ucapan atau tulisan.
Sebuah unit teks yang digunakan oleh linguis untuk menganalisis satuan lebih dari kalimat. ( Collins Concise English Dictionary, 1998 dalam Eriyanto, 2001 : 2 )
2. Wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah pertukaran diantara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
( Hawthorn, 1993 dalam Eriyanto, 2001 : 2 )
3. Wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk didalamnya ; kepercayaan disini mewakili pandangan dunia ; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.
( Roger Fowler, 1977 dalam Eriyanto, 2001 : 2 )
4. Wacana adalah suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan.
( Eriyanto, 2001 : 5 )
5. Wacana adalah teks yang berupa rangkaian proposisi sebagai hasil pengungkapan ide dan gagasan.
( Arifin, 2000 : 3 )
6. Wacana adalah suatu penggunaan bahasa dalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
( Cook dalam Arifin, 2000 : 4 )
7. Wacana adalah satu kesatuan semantik dan bukan kesatuan gramatikal. Kesatuan yang bukan lantaran bentuknya ( morfem kata klausa ) tetapi kesatuan arti.
( Halliday & Hasan dalam Arifin, 2000 : 4 )
8. Wacana adalah suatu peristiwa yang terstruktur yang dimanifestasikan dalam perilaku linguistik atau yang lainnya, sedangkan teks adalah suatu urutan ekspresi - ekspresi linguistik yang terstruktur membentuk suatu keseluruhan yang terpadu atau uniter.
( Edmondsen dalam Tarigan, 1993 : 25 )
9. Wacana adalah seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu rasa kepaduan atau rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca. Kohesi atau kepaduan itu harus muncul dari isi wacana tetapi banyak sekali rasa kepaduan yang dirasakan oleh penyimak atau pembaca harus muncul dari cara pengutaraan wacana itu.
( Deese dalam Tarigan, 1993 : 25 )
10. Wacana adalah olah pikir dan paradigma, sebagai pergulatan seorang pemikir dalam membaca, menganalisa, mengkomparasi, mengobservasi, mendalami dan memberi konklusi dari persoalan yang dikerjakan secara serius.
( Rubrik Jamaah Islam Liberal edisi Selasa 20 September 2005 )
11. Wacana adalah keseluruhan tutur yang merupakan satu kesatuan, ucapan, pertuturan, dan percakapan.
( Kamus Dewan )
12. Wacana adalah pengujaran yang mengandaikan adanya seorang pembicara dan pendengar dengan niat dari yang pertama untuk menyampaikan kepada yang kedua suatu pesan dan kemungkinan yang kedua untuk bereaksi secara langsung.
( Mohammed Arkoun oleh Cecep Ramli Bihar Anwar )
Thursday, July 9, 2015
Monday, July 6, 2015
Karena Aku Ibumu
Kebanggaan akan kehadiranmu, adalah perwujudan rasa syukur kepada Allah yang telah mempercayakan kalian untuk hadir dalam kehidupan Ibu.
Anak - anakku, aku ibumu yang disaat engkau tidur, berjaga menatapmu penuh doa semoga kelak kalian menjadi anak-anak penghuni surga.
Aku ibumu yang disaat engkau tertawa, hilang semua lelah ini. Aku ibumu yang terus melantunkan doa ketika kau jauh dari pandangku
Aku ibumu yang disaat kau menangis, jantungku bagai disayat. Aku ibumu yang mengajarkan arti sebuah tanggung jawab padamu meski terkadang kau anggap itu adalah hukuman
Anakku aku ibumu yang jika suatu hari nanti tidak lagi bersamamu, tidak lagi memelukmu dalam tidur, ketahuilah disaat itu doaku hidup dihatimu,
Jadilah anak yang soleh, jadikanlah Al Quran sebagai pedoman hidupmu dan jadikanlah agama sebagai sandaran terkuatmu. Karena aku ibumu tak mungkin bisa terus bersamamu.
Qiukey 070817
Polisemi dan Homonimi
A. Polisemi
Polisemi
adalah satu leksem dengan beberapa makna atau suatu kata yang memiliki lebih dari satu makna.
Contoh : kata bisa yang berarti “dapat“ dan
“racun”.
Polisemi
dapat terjadi karena :
a. Kecepatan melapalkan
kata. Misal, ban tuan atau bantuan (
apakah ban kepunyaan tuan ataukah pertolongan)
b. Faktor gramatikal.
Misal, pemukul dapat bermakna ‘alat yang digunakan untuk memukul’ atau bermakna
‘orang yang memukul ’
c. Faktor leksikal yang dapat bersumber dari
:
- Sebuah
kata yang mengalami perubahan penggunaan sehingga memperoleh makna
baru. Misal, kata makan yang berhubungan dengan kegiatan manusia atau
binatang, kini dapat berhubungan dengan benda yang tidak bernyawa ( misal
makan angin, makan riba, dimakan
api)
- Sebuah kata yang digunakan pada
lingkungan yang berbeda, misal kata operasi
bagi dokter ‘bedah’ berarti untuk mengobati penyakit sedangkan bagi
militer berarti untuk menumpas kejahatan.
- Karena manusia pandai berandai-andai,
atau akibat adanya metafora. Misal kata mata ‘alat untuk melihat’ karena
kesamaan makna maka muncul makna ‘sesuatu yang menjadi pusat, yang
ditengah-tengah atau yang mempunyai ‘mata’.
Contoh : Mata air
Mata acara
d. Pengaruh bahasa asing. Misal, kata butir (bermakna barang yang
kecil-kecil seperti beras, intan; penolong bilangan untuk barang yang
bulat-bulat atau kecil-kecil, salah satu bagian dari keseluruhan; perincian ) digunakan
untuk mengganti kata unsur atau dari bahasa Inggris item, dengan demikian yang
digunakan adalah makna yang terakhir, yang berpadanan dengan item (point).
B. Homonimi
Homonimi
adalah beberapa leksem yang mempunyai bentuk yang sama atau dua buah kata atau
satuan ujaran yang bentuknya kebetulan sama, namun maknanya tentu saja berbeda
karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan.
Contoh : Kata mengurus yang berarti
“mengatur” dan “menjadi kurus”
Ada
dua istilah yang berkaitan dengan homonimi yaitu :
- Homofoni adalah adanya kesamaan bentuk antara
dua satuan ujaran, tanpa memperhatikan ejaannya apakah sama atau berbeda.
Contoh : Kata bank ( lembaga
keuangan ) dan bang (bentuk singkat dari Abang)
- Homograf adalah bentuk ujaran yang sama
ortografinya atau ejaannya, tetapi ucapan dan maknanya tidak sama. Dalam
bahasa Indonesia bentuk homografi hanya terjadi karena ortografi untuk
fonem /e/ dan fonem / / yaitu huruf <e> Contoh : kata teras /teras/ yang maknanya ‘inti’
/teras/ yang maknanya bagian serambi
rumah
C. Perbedaan Homonimi dan Polisemi
Perbedaan
homonimi adalah dua buah bentuk atau lebih yang ‘kebetulan’ bentuknya sama dan
maknanya tentu saja berbeda. Sedangkan polisemi adalah sebuah bentuk ujaran
yang memiliki makna lebih dari satu. Makna-makna yang ada dalam polisemi
meskipun berbeda tetapi dapat dilacak secara etimologi dan semantik, bahwa
makna-makna itu masih mempunyai hubungan. Sedangkan makna yang terdapat pada homonimi tidak
mempunyai hubungan sama sekali.
Contoh : a. Makna
kata kepala pada kepala surat dan kepala
jarum bisa ditelusuri berdasarkan makna leksikal kata kepala itu.
b. Tetapi kita tidak bisa melacak
hubungan makna antara kata bisa yang berarti dapat dengan kata bisa yang
berarti racun.
Ada 4
cara untuk mengetahui apakah suatu bentuk ujaran polisemi atau homonimi yaitu :
- Jika diketahui bentuk ujaran itu
mempunyai asal yang berbeda maka homonimi.
Sebaliknya jika asalnya sama maka polisemi.
- Mencari antoniminya, jika antoniminya sama
berarti polisemi, jika antoniminya berbeda berarti homonimi. Misal, kata
indah berantonim dengan kata buruk keduanya dapat dipakai bersama dengan leksem
yang sama seperti leksem ’rumah’, ‘pemandangan’ beda halnya dengan leksem
terang yang berantonim dengan gelap karena leksem terang dapat
dikombinasikan dengan ‘leksem tulis’ sedangkan gelap tidak dapat
dikombinasikan.
- Mencari makna inti, jika makna intinya
sama berarti polisemi. Akan tetapi jika makna intinya berbeda berarti
homonimi. Leksem yang berhubungan dengan anggota tubuh seperti kaki, mata,
tangan adalah leksem yang berpolisemi. Misalnya kaki gunung, kaki kursi
mengacu kepada makna intinya yaitu sesuatu yang berada pada bagian bawah
sebagai tempat penyangga.
- Alasan formal, jika alasan formalnya
sama maknanya maka polisemi, sebaliknya jika alasan formalnya tidak sama
maka homonimi. Misal leksem gai bermakna giuk (dalam bidang pelayaran ),
yaitu tali pengatur layar. Sekarang leksem tersebut bermakna kelompok
laki-laki yang senang terhadap sesama jenisnya. Akan tetapi makna gai yang
sekarang dipakai secara nonformal. Sebab secara formal sebutan terhadap
kelompok orang yang demikian adalah homoseks, jadi kata gai diatas adalah homonimi.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Drs.
Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Djajasudarma,
Fatimah.1999. Semantik 1 Pengantar Kearah Makna. Bandung : Refika Aditama.
Saturday, July 4, 2015
Pengertian Drama Menurut Ahli
1. Drama
adalah :
a. Komposisi
syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak
melalui tingkah laku ( akting ) atau dialog yang dipentaskan.
b. Cerita
atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi yang khusus disusun
untuk pertunjukan teater ( Kamus Besar Bahasa Indonesia : 1990 ).
2.
Menurut Tjahjono, drama yang termasuk dalam karya
sastra adalah naskah ceritanya. Sebagai karya sastra, drama memiliki keunikan
tersendiri. Drama diciptakan bukan untuk dibaca saja, namun juga harus memiliki
kemungkinan untuk dipentaskan. Drama sebagai tontonan atau pertunjukan inilah
yang sering disebut dengan istilah teater. Sebagai sebuah seni pertunjukan,
drama memiliki sifat ephemeral, artinya bermula pada suatu malam dan berakhir
pada malam yang sama. ( 1988 : 186 )
3.
Menurut Tambojang, drama adalah cerita yang unik. Ia
tidak untuk dibaca saja, tetapi untuk dipertunjukkan sebagai tontonan. Sebagai
tontonan, drama adalah kesenian ephemeral, artinya bermula pada suatu malam dan
berakhir pada malam yang sama. ( 1981 : 15 )
4.
Menurut E. R. Reaske, drama adalah sebuah karya sastra
atau sebuah komposisi, dengan menggambarkan kehidupan dan aktivitas manusia
dengan segala penampilan, berbagai tindakan dan dialog antara sekelompok tokoh.
( 1966 : 5 )
5.
Menurut Sumarjo, drama adalah karya sastra yang ditulis
dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. ( 1984 : 32 )
Friday, July 3, 2015
Kalimat Majemuk
A.
Pengertian
Ø
Menurut Tarigan, H.G (1987 : 7) : kalimat
majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas.
Ø
Menurut Ambary, Abdullah (1979 : 157) : kalimat
majemuk ialah suatu bentuk kalimat luas, hasil penggabungan atau perluasan
kalimat tunggal sehingga membentuk pola kalimat baru di samping pola yang ada.
B.
Ciri-ciri kalimat majemuk
1. Perluasannya
menghasilkan pola kalimat baru.
2. Mempunyai
S dan P lebih dari satu.
3. Ada penggabungan atau
perluasan kalimat-kalimat inti.
C.
Macam-macam
kalimat majemuk
Berdasarkan hubungan
klausa-klausa yang ada dalam kalimat, kalimat majemuk dibedakan menjadi :
1). Kalimat
majemuk koordinatif / kalimat majemuk setara.
Adalah
kalimat majemuk yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang setara
atau yang sederajat.
Ciri-cirinya :
a. Kedudukan
pola-pola kalimat sama derajatnya.
b. Berkata
tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
c. Pola
umum uraian jabatan kata (S-P) + (S-P).
Kalimat majemuk setara dibagi
menjadi empat jenis :
1. Hubungan
penambahan (setara sejalan)
Ciri-cirinya :
a.
Berkata tugas : dan, serta, lagipula, tambahan lagi.
b. Bisa
juga hubungan itu hanya secara implisit artinya tanpa menggunakan konjungsi.
Contoh : Kami berjalan-jalan di sekitar
pantai dan mereka duduk-duduk di bawah pohon.
2. Hubungan
pertentangan (perlawanan)
Ciri-cirinya berkata tugas : tetapi, melainkan, padahal,
sedangkan.
Contoh : Adiknya peramah, tetapi kakaknya pemarah.
3. Hubungan
memilih
Ciri-cirinya berkata tugas : atau; baik …….
maupun;
Contoh : apakah kita akan
melanjutkan perjalanan atau kita beristirahat dahulu.
4. Kalimat
majemuk setara perururutan
Ciri-cirinya
berkata tugas : lalu dan kemudian
Contoh : kami berjalan lebih awal lalu rombongan kedua
menyusul.
2). Kalimat
majemuk rapatan
Adalah
kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan, karena kata-kata/frase
dalam kalimat tersebut menduduki jabatan yang sama. Yang dirapatkan adalah
unsur S atau O yang sama. Dalam hal ini unsur yang sama cukup disebutkan satu
kali.
Ciri-cirinya : Pola
uraian, misalnya S yang sama
S-P + ( ) – P
Contoh : kami berlatih
kami bertanding
kami berhasil menang
kami berlatih, bertanding dan berhasil
menang.
3). Kalimat
majemuk subordinatif / bertingkat.
Adalah
kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-klausanya tidak setara/sederajat.
Kalimat ini dapat dirapatkan andaikata subyeknya sama. Bagian kalimat yang
diperluas sehingga membentuk pola kalimat baru, yang disebut anak kalimat,
sedangkan bagian yang tetap menjadi induk kalimat.
Ciri-cirinya :
a. Berkata tugas : kalau, ketika, meskipun dan
karena.
b. Bagian pola kalimat baru menjadi
anak kalimat.
c. Bagian yang tetap menjadi induk kalimat.
4). Kalimat
majemuk campuran
Kalimat
majemuk jenis ini terdiri dari tiga klausa atau lebih, dimana ada yang
dihubungkan secara koordinatif dan ada pula yang dihubungkan secara
subordinatif.
Contoh : Nenek membaca komik karena
kakek tidak ada di rumah dan, tidak ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan.
Sumber :
Arifin, E. Zaenal
dan S. Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia . Jakarta : Akademika Pressindo.
Ambary, Abdullah.
1997. Intisari Tatabahasa Indonesia .
Bandung :
Djatnika.
Chaer, Abdul. 1994.
LinguistikUmum. Jakarta
: PT Rineka Cipta.
Tarigan, H.G. 1984.
Prinsip-Prinsip Dasar Sintaksis. Bandung
: Angkasa.
Thursday, July 2, 2015
Pengertian Belajar dan Mengajar Menurut Ahli
1. Pengertian Belajar
v
Cronbach, (1954) berpendapat : belajar dapat
dilakukan secara baik dengan jalan mengalami.
v
Robert. M. Gagne dalam bukunya : belajar adalah
perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara
terus-menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.
v
Lester. D. Crow and Alice Crow mendefinisikan :
belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan
sikap-sikap.
v
Hudgins Cs. (1982) berpendapat hakekat belajar
secara tradisional belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam
tingkah laku, yang mengakibatkan adanya pengalaman.
v
Jung, (1968) mendefinisikan bahwa belajar adalah
suatu proses dimana tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh
pengalaman.
v
Ngalim Purwanto, (1992 : 84) mengemukakan
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
2. Pengertian Mengajar
v
Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar
adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar
dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
v
Tyson dan Caroll (1970) mengemukakan bahwa
mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa
dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.
v
Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar
adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.
v
Tardif (1989) mendefinisikan bahwa mengajar adalah perbuatan yang dilakukan
seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang
lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
v
Biggs (1991), seorang pakar psikologi membagi
konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu :
- Pengertian kuantitatif dimana mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan.
- Pengertian institusional yaitu mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien.
- Pengertian kualitatif dimana mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri.
Tuesday, June 30, 2015
Teori - Teori Awal Timbulnya Bahasa
Teori Tekanan Sosial
Teori Tekanan Sosial ( The Social Pressure Theory) dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya The theory of Moral Sentiments (hal 343 dst). Teori ini bertolak dari anggapan bahwa bahasa manusia timbul karena manusia primitive dihadapkan pada kebutuhan untuk saling memahami. Apabila mereka ingin menyatakan obyek tertentu, maka mereka terdorong pula untuk mengucapkan bunyi-bunyi tertentu. Bunyi-bunyi yang selalu mengiringi usaha mereka untuk menyatakan obyek-obyek yang mereka kenal baik, akan dipolakan oleh anggota-anggota kelompok dan akan dikenal sebagai tanda untuk menyatakan hal-hal itu.
Teori Onomatopetik atau ekoik
Teori onomatopetik atau ekoik (imitasi bunyi atau gema) mula-mula dikemukakan antara lain oleh J.G.Herder. Teori mengatakan bahwa obyek-obyek diberi nama sesuai dengan bunyi-bunyi binatang atau peristiwa-peristiwa alam. Manusia yang berusaha meniru bunyi anjing, bunyi alam, atau desir angin, debur gelombang, dan sebagainya akan menyebut obyek-obyek atau perbuatannya dengan bunyi-bunyi itu. Dengan cara ini terciptalah kata-kata dalam bahasa.
Teori Interyeksi
Teori interyeksi bertolak dari suatu asumsi bahwa bahasa lahir dari ujaran-ujaran instiktif karena tekanan-tekanan batin, karena perasaan yang mendalam, dan karena rasa sakit yang dialami manusia. Agaknya teori ini mulai dilontarkan oleh sejumlah filsuf, antara lain Etienne Bonnet Condillac, dan kemudian diterima sebagian karena usaha Whitney. Whitney mengemukakan juga bahwa adalah wajar bahwa orang-orang yang terpelajar dan belum berkembang mengucapkan ujaran-ujaran tertentu, sementara itu wajah mereka secara alamiah mengekspresikan keadaan jiwanya.
Teori Nativistik atau Tipe Fonetik
Max Muller seorang tokoh yang mengajukan suatu teori lain mengenai asal-usul bahasa yang disebut teori nativistik atau teori tipe fonetik. Teori yang diajukannya itu tidak bersifat imitasi atau interyeksi. Teorinya didasarkan pada konsep mengenai akar yang lebih bersifat tipe fonetik.
Sebagai dasar teorinya ia mengemukakan suatu asumsi bahwa terdapat suatu hukum yang meliputi hampir seluruh alam ini, yaitu bahwa tiap barang akan mengeluarkan bunyi kalau dipukul. Tiap barang memiliki bunyi yang khas. Karena bunyi-bunyi yang khas itu manusia lalu memberikan responnya atas bunyi-bunyi tersebut.
Teori “Yo-He-Ho”
Teori ini dikemukakan oleh Muller, Muller sama sekali tidak berusaha untuk menjelaskan dari mana muncul teorinya itu, yaitu darimana asal usul tipe fonetiknya itu. Ia mengatakan bahwa ia meminjam ide mengenai tipe fonetik itu dari Noire, seorang sarjana filologi Perancis.
Teori Noire yang menjadi landasan teori Muller itu bertolak dari suatu anggapan bahwa kegiatan otot-otot yang kuat mengakibatkan usaha pelepasan melalui pernapasan secara keras. Pelepasan melalui pernapasan ini menyebabkan perangkat mekanisme pita suara bergetar dengan bermacam-macam cara, karena getaran itulah timbul bunyi.
Teori Isyarat
Teori isyarat (The GestureTheory) diajukan oleh Wilhelm Wundt, seorang psikolog yang terkenal dalam abad XIX. Ia menulis bukunya yan terkenal Volkerpsychologie. Teorinya tentang asal-usul bahasa didasarkan pada hukum psikologi, yaitu bahwa tiap perasaan manusia mempunyai bentuk ekspresi yang khusus, yang merupakan pertalian tertentu antara syaraf “reseptor” dan “efektor”. Bila diadakan pengamatan secara cermat atas ekspresi-ekspresi itu., maka akan tampak bahwa tiap ekspresi akan mengungkapkan perasaan tertentu yang dialami oleh seseorang. Tiap ekspresi dihubungkan dengan syaraf tertentu yang dapat dipakai untuk mengkomunikasikan kenyataan-kenyataan itu kepada orang lain.
Teori Permainan Vokal
Jespersen, seorang filolog Denmark sesudah menguraikan tiga bidang penelitian (1) bahasa anak-anak, (2) bahasa suku-suku primitif, (3) sejarah bahasa-bahasa, ia sampai kepada simpulan bahwa bahasa primitif menyerupai bahasa anak-anak, sebelum ia merangkaikan bahasanya menurut pola bahasa orang-orang dewasa. Bahasa timbul sebagai permainan vokal, dan organ ujaran mula-mula dilatih dalam permainan untuk mengisi waktu senggang ini.
Teori Isyarat Oral
Sebuah teori lain mengenai asal-usul bahasa dikemukakan oleh Sir Richard Paget dalam bukunya Human Speech (Paget, 1930 : bab VII). Argumentasi yang dikemukakannya adalah sebagai berikut, pada mulanya manusia menyatakan gagasannya dengan isyarat tangan, tetapi tanpa sadar isyarat tangan itu diikuti juga oleh gerakan lidah, bibir, dan rahang yang membuat juga gerakan-gerakan sesuai dengan isyarat tangan tadi. Pada waktu tangan mendapat tekanan tugas yang lebih banyak karena aktivitas lainnya, maka peranan tangan sebagai pemberi isyarat juga berkurang; tetapi sementara itu bagian-bagian pelengkap (lidah, bibir, dan rahang). Kemudian tibalah tahap yang paling penting yaitu ketika manusia melakukan isyarat dengan lidah, bibir, dan rahang, maka udara yang dihembuskan melalui mulut (oral) atau lubang hidung akan mengeluarkan pula isyarat-isyarat yang dapat didengar sebagai ujaran berbisik.
Teori Kontrol Sosial
Teori kontrol sosial ini diajukan oleh Grace Andrus De Laguna dalam bukunya Speech Its Function and Development (1927, bab I). Menurut De Laguna ujaran adalah suatu medium yang besar yang memungkinkan manusia bekerjasama. Bahasa merupakan upaya yang mengkoordinasi dan menghubungkan macam-macam kegiatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Kontrol sosial yang berwujud teriakan binatang dihubungkan dengan tingkah laku yang sederhana dan kemampuan yang masih rendah dari species yang bersangkutan.
Teori Kontak
Dalam bukunya The Origins and Prehistory of Language, G. Revesz mengemukakan sebuah teori mengenai asal-usul bahasa yang disebut Teori Kontak (The Contact Theory). Sebagian kecil dari teori menyerupai Teori Tekanan Sosial yang diajukan Adam Smith. Hubungan-hubungan sosial pada makhluk-makhluk hidup memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk mengadakan kontak satu sama lain tidak pernah memberi kepuasan antara individu-individu dari tiap spesies. Pada tahap yang sangat rendah pada tingkat instiktif, kebutuhan untuk mengadakan kontak ini tampaknya dapat dipenuhi oleh kontak spasial. Pada tingkat ini kepuasan akan tercapai karena kedekatan emosional dengan orang lain, yang akan menimbulkan pengertian, simpati, dan empati pada orang lain.
Teori Hockett-Ascher
Teori yang diajukan oleh Charles F. Hockett dan Robert Ascher dalam tulisan mereka yang berjudul “The Human Revolution”. Apa yang dikemukakan oleh kedua sarjana ini merupakan suatu sintesa yang didasarkan pada pelbagai penelitian yang telah dilakukan sarjana-sarjana lain. Pada prinsipnya ahli-ahli menerima bahwa sekitar dua sampai satu juta tahun yang lalu, makhluk yang disebut proto hominoid sudah memiliki semacam bahasa. Primata ini dianggap memiliki semacam sistem komunikasi yang disebut call. Fosil proto hominoid yang pernah ditemukan adalah makhluk yang disebut proconsul, yang terdapat di Afrika Timur, yang diperkirakan berasal dari jaman Oligosen.
Doa Kerinduan
Ku sentuh engkau dengan rasa terdalamku,
Menerbitkan selaksa air mata di binar yang kian redup,
Ku genggam tangis dan ku peluk pilu agar tetap tegar
seperti yang engkau ajarkan padaku
Rasa yang ku miliki mungkin tak sebesar cintamu padaku
tapi doaku tulus untukmu
Kelu, aku tak mampu mengucap kata untuk mengantarmu pergi
tapi juga tak sanggup membuatmu bertahan
Pergilah untuk menapaki cinta yang lebih sejati
dan ku titip salam sayang untukmu lewat senandung doa kerinduan
Semoga engkau bahagia
Menerbitkan selaksa air mata di binar yang kian redup,
Ku genggam tangis dan ku peluk pilu agar tetap tegar
seperti yang engkau ajarkan padaku
Rasa yang ku miliki mungkin tak sebesar cintamu padaku
tapi doaku tulus untukmu
Kelu, aku tak mampu mengucap kata untuk mengantarmu pergi
tapi juga tak sanggup membuatmu bertahan
Pergilah untuk menapaki cinta yang lebih sejati
dan ku titip salam sayang untukmu lewat senandung doa kerinduan
Semoga engkau bahagia
Monday, June 29, 2015
Ramadhan
Ramadhan adalah bulan penuh
berkah karena pada bulan inilah tahap spritualitas yang tinggi dicapai melalui
disiplin diri yang ketat selama satu bulan penuh, menahan lapar dan haus,
menjaga ucapan dan perbuatan, menjaga pandangan dan melaksanakan semua yang
diperintahkan oleh Allah. Puasa membentuk ketinggian pribadi yang peduli pada
penderitaan sesama, rendah hati, mengabdi pada kejujuran, ketulusan dan
kebersamaan, mekanisme disiplin puasa secara otomatis akan bekerja jika ada
ketulusan dan kejujuran pribadi, ada pengosongan egoisme yang intensif di siang
hari dan saat malam tiba disiplin pribadi masih harus ditingkatkan guna
mengendalikan egoisme dalam diri. Puasa seperti tangga pendakian ke puncak
spiritualitas yang tinggi dan bagi pelakunya puasa adalah kerinduan spiritual
untuk mencapai fitrah
diri yang suci.
Semoga puasa kita dapat
menjadikan kita sebagai manusia yang bermoral, berakhlak mulia, santun pada
sesama, hormat pada orang tua dan selalu berlapang dada dengan apa yang
diberikan oleh Allah. Amin, Amin Ya Rabbal Alamin.
Tulisan yang tercecer
Sunday, June 28, 2015
Bunda Jangan Marah Padaku
“Mengapa bunda memukul pantat aqil?” Pertanyaan yang begitu lugu dan tulus meminta jawaban, terluka hati ini mendengarnya. Sayang maafkan bunda, harusnya bunda bisa lebih sabar terhadapmu sayang. Mata indahmu menyelidik penuh harapan dan begitu memelas, maafkan bunda sayang hanya itu yang bisa terucapkan untuk menyampaikan bahwa bunda sangat menyesal. “Bunda Nakal” tambahmu lagi dengan air mata yang menetes sambil berbaring di dadaku. Kucoba menenangkan hati ini mengurangi rasa bersalah yang begitu dalam. Mengatur emosi transformasi dari keletihan pulang kerja tiba-tiba disuguhi oleh tingkah lugumu sayang. Maafkan bunda melihat semua yang engkau lakukan menurut kacamata bunda tidak menurut kacamatamu sayang sebagai balita bunda. Bukk!!! tangan mungil itu kini memukulku mengagetkanku dari semua pikiran dan rasa penyesalan. Ku genggam dua tangan kecilmu, maafkan bunda sanyang. Boleh bunda bicara sama aqil? “Tidak boleh” ucapmu jual mahal. Berapa menit lagi baru bunda boleh bicara sama aqil? “2 menit” jawabmu sombong kali ini jujur tingkah mu itu sudah sedikit mencairkan suasana hatiku . Oke! Dua menit berlalu, sayang bunda minta maaf sudah memukul pantat aqil, bunda menyesal. Bunda sayang banget sama aqil, bunda memukul karena bunda sudah sering memberitahu aqil agar tidak memukul ade apalagi ade nya kan ga ada salah sama aqil tapi aqil masih saja selalu memukul ade. “ade sih pinjam mainan aqil” jawabmu membela diri, sayang kan sudah bunda kasih tau kita harus saling berbagi. Hormat pada yang lebih tua dan sayang pada yang lebih muda. Kalau aqil tidak mau mainannya dipinjam ade, maka mainanya tidak usah di pamer ke ade. Sekarang aqil masih marah sama bunda? “Tidak” jawabmu sambil memeluk ku. Ah hilang semua rasa lelah ini melihatmu ceria kembali. Maafkan bunda sayang, bunda selalu berusaha untuk lebih sabar menghadapi keingintahuanmu terhadap hal-hal baru.
Ya Rabb, jadikanlah aku Ibu yang bisa membimbing anakku ke jalan yang Engaku Ridhoi.
Ya Rabb, jadikanlah anakku anak yang soleh dan berbakti kepada agama, orang tua dan bangsa.
Ya Rabb, anugerahkanlah selalu kepadanya kesehatan dan jadikalah dia anak yang cerdas. Ya Rabb, kabulkanlah permohonanku ini. Amin Ya Rabbal Alamin.
Saturday, June 27, 2015
Patah Cinta
Brutalnya tingkahmu
Ada tindak yang merasuk jahat
Patahkan cintaku
Rasa terdalam
Cinta yang putih
Kini patah menjadi dua
Ku ingin dendam dihatimu
Rasa sakit dan benci, remuk karena cintaku
Ku ingin hatimu lebih dingin
Meski aku patah cinta padamu
tapi patahan itu tetaplah terbuat dari cinta
karena tidak ada alasan untuk tidak mencintaimu
Friday, June 26, 2015
Pesan Bunda
Anakku,
hiduplah dengan bahagia
bersanding mesralah dengan ketenangan
Hiasi harimu dengan ketaatan kepada –Nya
jangan ingkar terhadap nikmat yang engkau rasakan sekecil apapun
cerdaslah memanfaatkan kecerdasan yang di anugerakan-Nya
Pekalah dengan lingkunganmu
jangan jadi perusak
pandailah melihat dengan penglihatan yang diberikan kepadamu
Anakku,
hiduplah dengan tenang
pilihlah kehidupanmu sebagai sebuah pilihan yang tepat
Anakku,
selain dunia yang engkau tinggali ini
ada surga yang didalamnya bisa engkau pesan sebuah istana yang penuh kemewahan untuk kita
Anakku,
selain surga yang dijanjikan-Nya
ada neraka yang mengerikan siap menampung siapapun yang tidak Taat kepadanya
Anakku,
Belilah tiket kebaikan agar engaku bisa masuk kedalam suraga-Nya.
2010Siti Halimah, S.S..
Alam pun Membaca
Hujan tak pernah turun, kemarau melanda zaman
Tumbuhan pun meranggas untuk bertahan hidup
Langit mulai gelap, malam akan datang
Burung kembali kesarang agar tak menyasar
Jingga di ufuk timur, pagi segera tiba
Ayam jantan pun berkokok menyambut pagi
Panas terik mentari, membakar hati
Bunga- bunga kan layu pertanda mereka haus kasih sayang
Bunga- bunga kan layu pertanda mereka haus kasih sayang
Ternyata,
Alam pun membaca abjad ke abjad kehidupan untuk sebuah ketaatan
Alam pun membaca semiotika Tuhan untuk sebuah keikhlasan
Tapi mengapa,
Hati-hati di setiap hati tak mampu membaca
Nurani-nurani di setiap nurani tak mampu membaca
Ternyata,
Spidol tulisan berwarna abu-abu di papan tulis putih yang usang
Tinta-tinta tak lagi berwarna hitam, karena hitam pertanda noda
Tak lagi berwarna merah, karena merah pertanda perlawanan dan tak lagi berwarna putih
karena papan tulis telah memutuskan untuk merubah warnanya menjadi putih
Namun,
Alam telah berjanji apapun warna tinta bumi ini dia akan terus membaca
Bumi Bersujud Menanti , 07 Mei 2012
Wednesday, June 24, 2015
Harmoni Pelangi
Ada rindu menjalari
hati dan pikiranku
Ada senandung cinta yang seirama dengan detak jantungku
Dibagian lain
Jauh di sudut hatiku
Ada rasa sakit yang mengalun lembut
Yang seirama dengan nafasku
Bagai harmoni pelangi
Disaat hujan turun satu demi satu
Rasa bahagia dan sedih itu selalu ada
Menunggu kita
Subscribe to:
Posts (Atom)