menu

Tuesday, June 30, 2015

Teori - Teori Awal Timbulnya Bahasa

Teori Tekanan Sosial

Teori Tekanan Sosial ( The Social Pressure Theory) dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya The theory of Moral Sentiments (hal 343 dst). Teori ini bertolak dari anggapan bahwa bahasa manusia timbul karena manusia primitive dihadapkan pada kebutuhan untuk saling memahami. Apabila mereka ingin menyatakan obyek tertentu, maka mereka terdorong pula untuk mengucapkan bunyi-bunyi tertentu. Bunyi-bunyi yang selalu mengiringi usaha mereka untuk menyatakan obyek-obyek yang mereka kenal baik, akan dipolakan oleh anggota-anggota kelompok dan akan dikenal sebagai tanda  untuk menyatakan hal-hal itu.

Teori Onomatopetik atau ekoik

Teori onomatopetik atau ekoik (imitasi bunyi atau gema) mula-mula dikemukakan antara lain oleh J.G.Herder. Teori mengatakan bahwa obyek-obyek diberi nama sesuai dengan bunyi-bunyi binatang atau peristiwa-peristiwa alam. Manusia yang berusaha meniru bunyi anjing, bunyi alam, atau desir angin, debur gelombang, dan sebagainya akan menyebut obyek-obyek atau perbuatannya dengan bunyi-bunyi itu. Dengan cara ini terciptalah kata-kata dalam bahasa.


Teori Interyeksi

Teori interyeksi bertolak dari suatu asumsi bahwa bahasa lahir dari ujaran-ujaran instiktif karena tekanan-tekanan batin, karena perasaan yang mendalam, dan karena rasa sakit yang dialami manusia. Agaknya teori ini mulai dilontarkan oleh sejumlah filsuf, antara lain Etienne Bonnet Condillac, dan kemudian diterima sebagian karena usaha Whitney. Whitney mengemukakan juga bahwa adalah wajar bahwa orang-orang yang terpelajar dan belum berkembang mengucapkan ujaran-ujaran tertentu, sementara itu wajah mereka secara alamiah mengekspresikan keadaan jiwanya.

Teori Nativistik atau Tipe Fonetik

Max Muller seorang tokoh yang mengajukan suatu teori lain mengenai asal-usul bahasa yang disebut teori nativistik  atau teori tipe fonetik. Teori yang diajukannya itu tidak bersifat imitasi atau interyeksi. Teorinya didasarkan pada konsep mengenai akar yang lebih bersifat tipe fonetik.
Sebagai dasar teorinya ia mengemukakan suatu asumsi bahwa terdapat suatu hukum yang meliputi hampir seluruh alam ini, yaitu bahwa tiap barang akan mengeluarkan bunyi kalau dipukul. Tiap barang memiliki bunyi yang khas. Karena bunyi-bunyi yang khas itu manusia lalu memberikan responnya atas bunyi-bunyi tersebut.


Teori “Yo-He-Ho”

Teori ini dikemukakan oleh Muller, Muller sama sekali tidak berusaha untuk menjelaskan dari mana muncul teorinya itu, yaitu darimana asal usul tipe fonetiknya itu. Ia mengatakan bahwa ia meminjam ide mengenai tipe fonetik itu dari Noire, seorang sarjana filologi Perancis.
Teori Noire yang menjadi landasan teori Muller itu bertolak dari suatu anggapan bahwa kegiatan otot-otot yang kuat mengakibatkan usaha pelepasan melalui pernapasan secara keras. Pelepasan melalui pernapasan ini menyebabkan perangkat mekanisme pita suara bergetar dengan bermacam-macam cara, karena getaran itulah timbul bunyi.

Teori Isyarat

Teori isyarat (The GestureTheory) diajukan oleh Wilhelm Wundt, seorang psikolog yang terkenal dalam abad XIX. Ia menulis bukunya yan terkenal Volkerpsychologie. Teorinya tentang asal-usul bahasa didasarkan pada hukum psikologi, yaitu bahwa tiap perasaan manusia mempunyai bentuk ekspresi yang khusus, yang merupakan pertalian tertentu antara syaraf  “reseptor” dan “efektor”. Bila diadakan pengamatan secara cermat atas ekspresi-ekspresi itu., maka akan tampak bahwa tiap ekspresi akan mengungkapkan perasaan tertentu yang dialami oleh seseorang. Tiap ekspresi dihubungkan dengan syaraf tertentu yang dapat dipakai untuk mengkomunikasikan kenyataan-kenyataan itu kepada orang lain.

Teori Permainan Vokal

Jespersen, seorang filolog Denmark sesudah menguraikan tiga bidang penelitian (1) bahasa anak-anak, (2) bahasa suku-suku primitif, (3) sejarah bahasa-bahasa, ia sampai kepada simpulan bahwa bahasa primitif menyerupai bahasa anak-anak, sebelum ia merangkaikan bahasanya menurut pola bahasa orang-orang dewasa. Bahasa timbul sebagai permainan vokal, dan organ ujaran mula-mula dilatih dalam permainan untuk mengisi waktu senggang ini.

Teori Isyarat Oral

Sebuah teori lain mengenai asal-usul bahasa dikemukakan oleh Sir Richard Paget dalam bukunya Human Speech (Paget, 1930 : bab VII). Argumentasi yang dikemukakannya adalah sebagai berikut, pada mulanya manusia menyatakan gagasannya dengan isyarat tangan, tetapi tanpa sadar isyarat tangan itu diikuti juga oleh gerakan lidah, bibir, dan rahang yang membuat juga gerakan-gerakan sesuai dengan isyarat tangan tadi. Pada waktu tangan mendapat tekanan tugas yang lebih banyak karena aktivitas lainnya, maka peranan tangan sebagai pemberi isyarat juga berkurang; tetapi sementara itu bagian-bagian pelengkap (lidah, bibir, dan rahang). Kemudian tibalah tahap yang paling penting yaitu ketika manusia melakukan isyarat dengan lidah, bibir, dan rahang, maka udara yang dihembuskan melalui mulut (oral) atau lubang hidung akan mengeluarkan pula isyarat-isyarat yang dapat didengar sebagai ujaran berbisik.
        

Teori Kontrol Sosial

Teori kontrol sosial ini diajukan oleh Grace Andrus De Laguna dalam bukunya Speech Its Function and Development (1927, bab I). Menurut De Laguna ujaran adalah suatu medium yang besar yang memungkinkan manusia bekerjasama. Bahasa merupakan upaya yang mengkoordinasi dan menghubungkan macam-macam kegiatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Kontrol sosial yang berwujud teriakan binatang dihubungkan dengan tingkah laku yang sederhana dan kemampuan yang masih rendah dari species yang bersangkutan.

Teori Kontak

Dalam bukunya The Origins and Prehistory of Language, G. Revesz mengemukakan sebuah teori mengenai asal-usul bahasa yang disebut Teori Kontak (The Contact Theory). Sebagian kecil dari teori menyerupai Teori Tekanan Sosial yang diajukan Adam Smith. Hubungan-hubungan sosial pada makhluk-makhluk hidup memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk mengadakan kontak satu sama lain tidak pernah memberi kepuasan antara individu-individu dari tiap spesies. Pada tahap yang sangat rendah pada tingkat instiktif, kebutuhan untuk mengadakan kontak ini tampaknya dapat dipenuhi oleh kontak spasial. Pada tingkat ini kepuasan akan tercapai karena kedekatan emosional dengan orang lain, yang akan menimbulkan pengertian, simpati, dan empati pada orang lain.


Teori Hockett-Ascher

Teori yang diajukan oleh Charles F. Hockett dan Robert Ascher dalam tulisan mereka yang berjudul “The Human Revolution”. Apa yang dikemukakan oleh kedua sarjana ini merupakan suatu sintesa yang didasarkan pada pelbagai penelitian yang telah dilakukan sarjana-sarjana lain. Pada prinsipnya ahli-ahli menerima bahwa sekitar dua sampai satu juta tahun yang lalu, makhluk yang disebut proto hominoid sudah memiliki semacam bahasa. Primata ini dianggap memiliki semacam sistem komunikasi yang disebut call. Fosil proto hominoid yang pernah ditemukan adalah makhluk yang disebut proconsul, yang terdapat di Afrika Timur, yang diperkirakan berasal dari jaman Oligosen.

1 comment:

  1. bagus ni terima kasih kerana berkongsi sama ilmu ini.

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya.