menu

Monday, July 6, 2015

Polisemi dan Homonimi

A. Polisemi
            Polisemi adalah satu leksem dengan beberapa makna atau suatu kata yang  memiliki lebih dari satu makna.
Contoh : kata bisa yang berarti “dapat“ dan “racun”.
            Polisemi dapat terjadi karena :
a. Kecepatan melapalkan kata. Misal, ban tuan atau  bantuan ( apakah ban kepunyaan tuan ataukah pertolongan)
b. Faktor gramatikal. Misal, pemukul dapat bermakna ‘alat yang digunakan untuk memukul’ atau bermakna ‘orang yang memukul ’
c. Faktor leksikal yang dapat bersumber dari :
  1. Sebuah  kata yang mengalami perubahan penggunaan sehingga memperoleh makna baru. Misal, kata makan yang berhubungan dengan kegiatan manusia atau binatang, kini dapat berhubungan dengan benda yang tidak bernyawa ( misal makan angin, makan riba,  dimakan api)
  2. Sebuah kata yang digunakan pada lingkungan yang berbeda, misal kata operasi bagi dokter ‘bedah’ berarti untuk mengobati penyakit sedangkan bagi militer berarti untuk menumpas kejahatan.
  3. Karena manusia pandai berandai-andai, atau akibat adanya metafora. Misal kata mata ‘alat untuk melihat’ karena kesamaan makna maka muncul makna ‘sesuatu yang menjadi pusat, yang ditengah-tengah atau yang mempunyai ‘mata’.
Contoh :  Mata air
                   Mata acara
d. Pengaruh bahasa asing. Misal, kata butir (bermakna barang yang kecil-kecil seperti beras, intan; penolong bilangan untuk barang yang bulat-bulat atau kecil-kecil, salah satu bagian dari keseluruhan; perincian ) digunakan untuk mengganti kata unsur atau dari bahasa Inggris item, dengan demikian yang digunakan adalah makna yang terakhir, yang berpadanan dengan item  (point).
B. Homonimi
            Homonimi adalah beberapa leksem yang mempunyai bentuk yang sama atau dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya kebetulan sama, namun maknanya tentu saja berbeda karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan.
Contoh : Kata mengurus yang berarti “mengatur” dan “menjadi kurus”
            Ada dua istilah yang berkaitan dengan homonimi yaitu :
  1. Homofoni adalah adanya kesamaan bentuk antara dua satuan ujaran, tanpa memperhatikan ejaannya apakah sama atau berbeda.
Contoh : Kata bank ( lembaga keuangan ) dan bang (bentuk singkat dari Abang)
  1. Homograf adalah bentuk ujaran yang sama ortografinya atau ejaannya, tetapi ucapan dan maknanya tidak sama. Dalam bahasa Indonesia bentuk homografi hanya terjadi karena ortografi untuk fonem /e/ dan fonem / / yaitu huruf <e> Contoh :  kata teras /teras/ yang maknanya ‘inti’
                  /teras/ yang maknanya bagian serambi rumah
C. Perbedaan Homonimi dan Polisemi
            Perbedaan homonimi adalah dua buah bentuk atau lebih yang ‘kebetulan’ bentuknya sama dan maknanya tentu saja berbeda. Sedangkan polisemi adalah sebuah bentuk ujaran yang memiliki makna lebih dari satu. Makna-makna yang ada dalam polisemi meskipun berbeda tetapi dapat dilacak secara etimologi dan semantik, bahwa makna-makna itu masih mempunyai hubungan. Sedangkan  makna yang terdapat pada homonimi tidak mempunyai hubungan sama sekali.
Contoh : a. Makna kata kepala pada  kepala surat dan kepala jarum bisa ditelusuri berdasarkan makna leksikal kata kepala itu.
b. Tetapi kita tidak bisa melacak hubungan makna antara kata bisa yang berarti dapat dengan kata bisa yang berarti racun.

              Ada 4 cara untuk mengetahui apakah suatu bentuk ujaran polisemi atau homonimi yaitu :
  1. Jika diketahui bentuk ujaran itu mempunyai asal yang berbeda maka   homonimi. Sebaliknya jika asalnya sama maka polisemi.
  2. Mencari antoniminya, jika antoniminya sama berarti polisemi, jika antoniminya berbeda berarti homonimi. Misal, kata indah berantonim dengan kata buruk keduanya dapat dipakai bersama dengan leksem yang sama seperti leksem ’rumah’, ‘pemandangan’ beda halnya dengan leksem terang yang berantonim dengan gelap karena leksem terang dapat dikombinasikan dengan ‘leksem tulis’ sedangkan gelap tidak dapat dikombinasikan.
  3. Mencari makna inti, jika makna intinya sama berarti polisemi. Akan tetapi jika makna intinya berbeda berarti homonimi. Leksem yang berhubungan dengan anggota tubuh seperti kaki, mata, tangan adalah leksem yang berpolisemi. Misalnya kaki gunung, kaki kursi mengacu kepada makna intinya yaitu sesuatu yang berada pada bagian bawah sebagai tempat penyangga.
  4. Alasan formal, jika alasan formalnya sama maknanya maka polisemi, sebaliknya jika alasan formalnya tidak sama maka homonimi. Misal leksem gai bermakna giuk (dalam bidang pelayaran ), yaitu tali pengatur layar. Sekarang leksem tersebut bermakna kelompok laki-laki yang senang terhadap sesama jenisnya. Akan tetapi makna gai yang sekarang dipakai secara nonformal. Sebab secara formal sebutan terhadap kelompok orang yang demikian adalah homoseks, jadi kata gai diatas adalah homonimi.


DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Drs. Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Djajasudarma, Fatimah.1999. Semantik 1 Pengantar Kearah Makna. Bandung :                             Refika Aditama.






No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya.